Hakim-Hakim 19:1-30; 2 Petrus 3:17
“Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka
melepaskan perempuan itu” (Hakim-Hakim 19:25).
Ayat di atas ini menunjukkan situasi betapa bobroknya moral orang Israel. Kaum Lewi sudah selayaknya dan seharusnya menjaga kekudusan, tetapi oknum Lewi dalam bacaan kita hari ini melakukan hal yang memalukan. Ia sudah mempunyai istri tetapi masih saja mengambil seorang gundik. Itulah fakta yang terjadi saat itu. Kebobrokan moral dan kedursilaan melanda orang yang menyatakan dirinya umat Tuhan. Kebobrokan moral itu biasanya dipicu oleh keinginan diri untuk memuaskan nafsu, alias mementingkan diri sendiri, seperti Yakobus katakan: “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” (Yakobus 3:16).
Oknum kaum Lewi dalam ayat ini tidak mempedulikan perasaan istrinya. Untuk memuaskan nafsunya ia mengambil seorang gundik (ayat 1). Pada kesempatan lain ternyata gundiknya pun juga berlaku serong terhadap dia. Karena takut gundiknya pulang ke rumah orang tuanya, orang Lewi itu segera menyusul gundiknya di rumah mertuanya. Untuk beberapa hari ia menginap di rumah mertuanya. Setelah hampir seminggu akhirnya ia membawa gundiknya pulang. Di tengah perjalanan mereka harus mampir dan bermalam di Gibea tempat suku Benyamin berdiam, tempat yang dipenuhi dengan kebobrokan.
Saat menginap, tiba-tiba rumah itu dikepung oleh orang-orang dursila (ayat 22). Mereka meminta anak perempuan pemilik rumah. Berikutnya terlihat pemandangan yang menjijikkan. Pemilik rumah menyerahkan anak perawannya dan gundik Lewi untuk dinodai. Kedua perempuan ini dipermainkan sampai pagi. Ketika didapati gundiknya sudah tergeletak dan tidak bernyawa diangkatnya gundiknya dibawa pulang. Sesampai di rumahnya ada pemandangan lain yang juga mengerikan – ia memotong-motong mayat gundiknya.
Saudara kisah di atas merupakan kondisi hampir setiap hari yang kita baca. Kita dengar dan kita lihat baik langsung ataupun tidak langsung melalui media masa. Waspadalah jangan sampai diri kita dan keluarga kita terlindas oleh nafsu dunia dan kebobrokannya. Dosa sedang mengintip, karena itu biarlah pikiran dan hati kita tertuju kepada Yesus Kristus, waspadalah
Leave a comment